Aperture atau diafragma adalah bukaan lensa untuk mengatur jumlah
cahaya yang masuk. Ketika anda menekan tombol shutter / rana, lubang
rana akan membuka sehingga sensor dapat menangkap obyek yang hendak
direkam. Aperture yang telah diset berpengaruh pada ukuran lubang tadi.
Semakin besar lubangnya, semakin besar cahaya yang masuk.
Modus ini biasanya digunakan untuk keperluan menciptakan ruang
ketajaman dalam foto. Misalnya anda ingin membuat foto seseorang dengan
latar belakang buram, itu artinya anda harus menciptakan ruang ketajaman
yang sempit.
Ruang tajam yang sempit dengan latar belakang buram, bisa didapatkan
dengan mengatur bukaan aperture yang lebar (ditandai dengan tanda
aperture yang kecil), misalnya f/5,6 – f/3,5 dll. Semakin kecil angka
aperture nya maka semakin latar belakang fotonya semakin buram, begitu
juga sebaliknya semakin besar angka aperture nya maka latar depan dan
belakang semakin terfokus.
Aperture adalah salah satu penentu ketajaman di dalam salah satu foto, aperture lah yang mengatur ruang ketajaman.
Ruang ketajaman juga sering di sebut DoF
(Depth of Field), ini adalah dampak khusus dari pengelolaan aperture.
Ada dua istilah yang berkembang dari sini, yaitu DoF lebar dan DoF
sempit. DoF lebar adalah dimana posisi keseluruhan obyek yang ada di
dalam foto tampil terfokus dan tajam. Teknik ini cocok digunakan untuk
memotret panorama atau pemandangan. Sedangkan DoF sempit adalah
kebalikan dari DoF lebar yaitu, di mana hanya satu atau beberapa obyek
saja yang terfokus dengan tajam dan lainnya atau latar belakangnya
tampil buram. Teknik ini dapat memunculkan efek yang disebut
Point-of-Interest (PoI) atau titik daya tarik dari sebuah foto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar