Rabu, 30 November 2011

Teknik Aperature

Aperture atau diafragma adalah bukaan lensa untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk. Ketika anda menekan tombol shutter / rana, lubang rana akan membuka sehingga sensor dapat menangkap obyek yang hendak direkam. Aperture yang telah diset berpengaruh pada ukuran lubang tadi. Semakin besar lubangnya, semakin besar cahaya yang masuk.
Modus ini biasanya digunakan untuk keperluan menciptakan ruang ketajaman dalam foto. Misalnya anda ingin membuat foto seseorang dengan latar belakang buram, itu artinya anda harus menciptakan ruang ketajaman yang sempit.
Ruang tajam yang sempit dengan latar belakang buram, bisa didapatkan dengan mengatur bukaan aperture yang lebar (ditandai dengan tanda aperture yang kecil), misalnya f/5,6 – f/3,5 dll. Semakin kecil angka aperture nya maka semakin latar belakang fotonya semakin buram, begitu juga sebaliknya semakin besar angka aperture nya maka latar depan dan belakang semakin terfokus.
Aperture adalah salah satu penentu ketajaman di dalam salah satu foto, aperture lah yang mengatur ruang ketajaman.
Ruang ketajaman juga sering di sebut DoF (Depth of Field), ini adalah dampak khusus dari pengelolaan aperture. Ada dua istilah yang berkembang dari sini, yaitu DoF lebar dan DoF sempit. DoF lebar adalah dimana posisi keseluruhan obyek yang ada di dalam foto tampil terfokus dan tajam. Teknik ini cocok digunakan untuk memotret panorama atau pemandangan. Sedangkan DoF sempit adalah kebalikan dari DoF lebar yaitu, di mana hanya satu atau beberapa obyek saja yang terfokus dengan tajam dan lainnya atau latar belakangnya tampil buram. Teknik ini dapat memunculkan efek yang disebut Point-of-Interest (PoI) atau titik daya tarik dari sebuah foto.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar